Mendirikan Sholat 5 waktu (Isya, Shubuh, Ldzuhur, Ashar, Magrib) Hukumnya Wajib bagi mereka yang telah terikat Hukum nya. ( Hukum Wajib Sholat bagi seorang Muslim )
Dalilnya :
1]Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ
“(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 257).
2] Hadits ‘Ubadah ibnush Shamit radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
خَمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللهُ عَلَى
الْعِبَادِ، فَمَنْ جَاءَ بِهِنَّ لَمْ يُضَيِّعْ مِنْهُنَّ اسْتِخْفَافًا
بِحَقِّهِنَّ، كَانَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدًا يُدْخِلُهُ الْجَنَّةَ،
وَمَنْ لَمْ يَأْتِ بِهِنَّ فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ، إِنْ شاَءَ
عَذَّبَهُ، وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُ
“Shalat lima waktu Allah wajibkan
atas hamba-hamba-Nya. Siapa yang mengerjakannya tanpa menyia-nyiakan di
antara kelima shalat tersebut karena meremehkan keberadaannya maka ia
mendapatkan janji dari sisi Allah untuk Allah masukkan ke surga. Namun
siapa yang tidak mengerjakannya maka tidak ada baginya janji dari sisi
Allah, jika Allah menghendaki Allah akan mengadzabnya, dan jika Allah
menghendaki maka Allah akan mengampuninya.” (HR. Abu Dawud no. 1420 dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Abi Dawud)
3] Hadits Buraidah ibnul Hushaib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهُ فَقَدْ كَفَرَ
“Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkan shalat berarti ia kafir.” (HR. Ahmad 5/346, At-Tirmidzi no. 2621, Ibnu Majah no. 1079 dan selainnya. Dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih At-Tirmidzi, Al-Misykat no. 574 dan juga dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib hal. 299) [Lihat Tharhut Tatsrib, 1/323]
4] Seorang tabi’in bernama Abdullah bin Syaqiq rahimahullahu berkata:
كَانَ أَصْحَابُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَرَوْنَ شَيْئًا مِنَ اْلأَعْمَالِ تَرْكُهُ
كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلاَةِ
“Adalah para sahabat Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memandang adanya sesuatu dari
amalan-amalan yang bila ditinggalkan dapat mengkafirkan pelakunya
kecuali amalan shalat.” (HR. At-Tirmidzi no. 2622, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi, demikian pula dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib no. 562)
5] Perintah untuk sholat sejak anak berusia 7 tahun
عَنْ عَمْرو بْنِ شُعَيْبِ عَنْ أَبِيْهِ
عَنْ جَدِّهِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : (
مُرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَ هُمْ أَبْنَاءُ سَبْعَ سِنِيْنَ، وَ
اضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَ هُمْ أَبْنَاءُ عَشْرَ سِنِيْنَ، وَ
فَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ )
Artinya: “Dari ‘Amr Bin Syu’aib dari
bapaknya dari kakeknya dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda (yang maknanya), “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk
shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika
mereka tidak mengerjakan shalat pada usia sepuluh tahun, dan (pada usia
tersebut) pisahkanlah tempat tidur mereka.” (Hadits shahih; Shahih Ibnu Majah (5868), Sunan Abu Daud (2/162/419) lafazh hadits ini adalah riwayat Abu Daud, Ahmad (2/237/84), Hakim (1/197))
0 komentar:
Post a Comment