Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam dan selawat serta salam dihaturkan kepada Nabi kita Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam.
Shalat setiap orang berbeda beda kadar pahalanya ada yang 10 % ada yang 20 % ada yang 50 %, perbedaan ini disebabkan dari tata cara shalat tersebut. Sudah benar atau tidak geraknya, sudah benar belum cara bacannya dan khusu’nya.
Tapi kadang kadang dalam shalat kita sering lupa dalam hal hal tertentu seperti lupa baca surat setelah Al-Fatihah lupa gerakan shalat atau lupa rakaat. Bagaimana hukum shalat dan cara menggantinya kadang kita masih belum mengetahui. Maka dari itu disini kita akan membahasnya.
Hal hal yang lupa yang sering terjadi ketika shalat diantaranya adalah:
[1] Lupa membaca surat setelah membaca Al-Fatihah
Apabila seseorang lupa membaca surat setelah al fatihah lalu baru ingat ketika akan salam apakah harus sujud sahwi?
Jawaban: Tidak mengapa dan sebenarnya tidak wajib bagimu untuk melakukan sujud sahwi karena membaca surat atau ayat setelah al-Fatihah tidak wajib hukumnya. Yang wajib adalah membaca surat al-Fatihah dan disunnahkan membaca surat setelahnya pada roka’at pertama dan kedua pada tiap-tiap sholat. Dan jika engkau sudah terlanjur sujud sahwi, tidak mengapa. Sholatmu tetap sah. (Nur ala ad-Darb kaset no. 64, diterjemahkan dari: http://www.binbaz.org.sa/mat/995.)
[2] Jika lupa membaca: subhana rabbiyal adziim ketika rukuk. Apa yang harus dilakukan?
Orang ini tidak boleh kembali rukuk. Karena kesempatan membaca doa rukuk telah berlalu dengan dia mulai i’tidal. Jika dia tetap kembali rukuk dengan sengaja maka shalatnya batal. Karena dia dianggap menambahi rukun shalat, yaitu rukuk dua kali dalam satu rakaat. Jika dia kembali rukuk karena lupa maka salatnya tidak batal.
Selanjutnya, dalam kondisi lupa membaca doa rukuk, hendaknya dia melakukan sujud sahwi, jika dia salat sendirian atau menjadi Imam. Karena membaca doa rukuk hukumnya wajib dan bisa ditutupi dengan sujud sahwi jika kelupaan.
Adapun jika dia sebagai makmum maka kewajiban itu gugur, ketika dia lupa membacanya. Sehingga tidak perlu sujud sahwi.
(al-Mughni dengan as-Syarh al-Kabir, 1/679)
[3] Terbalik membaca zikir dalam shalat
Apabila dalam membaca zikir rukut membaca subhana rabbiy al-’azhim yang seharusnya zikir ini dibaca ketika sujud apa yang harus dilakukan?
Jika Orang tersebut segera mengetahui bahwa dia keliru dalam mengucapkan dzikir kemudian mengucapkan subhana rabbiy al-’azhim sebelum bangkit dari rukuk atau segera mengucapkan subhana rabbiy al-a’la sebelum bangkit dari sujud. Pada kondisi ini, orang tersebut tidaklah wajib melakukan sujud sahwi, karena dia tidaklah meninggalkan suatu kewajiban. Akan tetapi, dia sekedar dianjurkan melakukan sujud sahwi karena mengucapkan dzikir tidak pada tempatnya.
Dan jika Orang tersebut mengetahui kekeliruannya setelah bangkit dari rukuk atau sujud. Maka, dalam kondisi demikian dia wajib melaksanakan sujud sahwi karena dia telah meninggalkan suatu kewajiban. Dan dalam kondisi ini sujud sahwi dilakukan sebelum salam.
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan,
إذا أتى بقول مشروع في غير موضعه، فإنه يسن له أن يسجد للسهو، كما لو قال: “سبحان ربي الأعلى” في الركوع، ثم ذكر فقال: “سبحان ربي العظيم” فهنا أتى قول مشروع وهو “سبحان ربي الأعلى”، لكن “سبحان ربي الأعلى” مشروع في السجود، فإذا أتى به في الركوع قلنا: إنك أتيت بقول مشروع في غير موضعه، فالسجود في حقك سنة
“Apabila seorang mengucapkan dzikir shalat tidak pada tempatnya, maka dia disunnahkan (dianjurkan) untuk melakukan sujud sahwi. Contohnya seperti seorang yang mengucapkan subhana rabbiy al-a’la ketika rukuka kemudian (sebelum bangkit dari rukuk) dia teringat akan kekeliruannya dan mengucapkan subhana rabbiy al-’azhim. Pada kasus ini, orang tersebut mengucapkan dzikir yang masyru’, yaitu subhana rabbiy al-a’la padahal dzikir tersebut seharusnya diucapkan ketika sujud. Maka apabila seseorang mengucapkannya ketika rukuk, kami katakan bahwa anda telah mengucapkan dzikir shalat tidak pada tempatnya, dan anda disunnahkan melakukan sujud sahwi.” [Asy-Syarh al-Mumti' 3/359].
[4] Jika dalam shalat tidak khusu’ apa yang harus dilakukan?
Biasanya yang seperti ini adalah gangguan dari jin yang sengaja membuat shalat kita tidak sempurna, ada cara menanggulanginya yaitu
Pertama, Memohon perlindungan kepada Allah, dengan membaca ta’awudz (a-’udzu billahi minas syaithanir rajiim). Bacaan ini dilafadzkan, bukan dibatin. Dan ini hukumnya dibolehkan dan tidak membatalkan shalat
Kedua, Meludah ringan ke kiri, bentuknya dengan meniupkan udara yang mengandung sedikit air ludah. Ini dibolehkan, dengan syarat tidak mengganggu orang yang berada di sebelah kirinya dan tidak mengotori masjid.
Berdasarkan hadits Utsman bin Abil ‘Ash radliallahu ‘anhu, beliau datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengadukan gangguang yang dia alami ketika shalat. Kemudian beliau bersabda:
ذاك شيطان يقال له خنزب فإذا أحسسته فتعوذ بالله منه واتفل على يسارك ثلاثاً
“Itu adalah setan, namanya Khinzib. Jika kamu merasa diganggu, mintalah perlilndungan kepada Allah dari gangguannya dan meludahlah ke kiri tiga kali.”
Kata Utsman: Aku-pun melakukannya, kemudian Allah menghilangkan gangguan itu dariku. (HR. Muslim no. 2203)
[5] Jika lupa rakaat shalat, apa yang harus dilakukan?
Apabila orang yang shalat lupa satu rakaat atau lebih dari shalatnya, kemudian dia baru mengingatnya -sementara dia masih berada di tempat duduknya atau masih berada di dalam masjid itu- sesaat setelah shalat, semisal baru sekitar kurang lebih lima menit setelahnya, maka dia cukup menyempurnakan shalatnya dan dia cukup mengerjakan rakaat yang dia lupa. Kemudian dia salam kemudian melakukan sujud sahwi kemudian salam kembali.
Tapi jika dia baru mengingatnya setelah jangka waktu yang lama, semisal setengah jam atau setelah dia keluar dari masjid, maka dia harus mengulang shalatnya dari awal dan dia perlu menghitung rakaat yang sudah dia kerjakan karena rakaat itu sudah tidak bersambung dengan rakaat yang akan dia kerjakan.
(Fatawa Al-Mar`ah Ibnu Jibrin hal. 71)
Inilah perkara perkara yang kadang terjadi kepada kita dan dengan artikel ini semoga bisa membantu kita agar ibadah shalat kita semakin baik.
Wallahu a’lam.
0 komentar:
Post a Comment