1.Golkar.Ribuan simpatisan dan pendukung Partai Golkar tumpah ruah di GOR Ciracas, Jakarta Timur, 18 Maret lalu. Kedatangan mereka untuk menghadiri kampanye mendukung partai pimpinan Aburizal Bakrie (ARB) tersebut.
Namun, tidak semuanya yang hadir tanpa embel-embel. Ada juga yang hadir lantaran dijanjikan sejumlah uang. Oman, salah satu peserta kampanye, mengaku bakal diberikan uang dan juga makan siang setelah mengikuti acara kampanye.
"Ya dapatnya relatif. Sekitar Rp 50.000 dan makan," kata Oman di Jakarta, Selasa (18/3).
Pria yang mengaku berasal dari wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat, ini datang bersama rombongan. Namun, perihal pemberian uang itu, dirinya belum tahu akan diberikan kapan.
"Belum tahu kapan (dibayar), habis acara kali," ucapnya.
2.PKS
Untuk mengerahkan massa bukan hal mudah
jika tidak diiming-imingi duit. Seperti halnya kampanye terbuka Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) yang dihadiri ribuan massa di Lapangan Tegalega
Bandung, Selasa (25/3).
Massa kebanyakan tidak murni untuk mendukung partai nomor 3 tersebut. Asalkan ada duit, mereka mau datang.
"Saya datang dari jam 9 tadi sama rombongan di RW rumah saya," kata ibu yang ogah disebutkan namanya ini, di lokasi.
Ibu berhijab ini datang menggunakan angkutan kota beserta 19 teman se-RT-nya di bilangan Situaksan Bandung. Ia mengenakan kaos salah satu peserta caleg DPRD Kota Bandung Dapil 6.
Ia mengaku kedatangannya, karena ada komando dari seseorang untuk hadir di lapang yang terkenal dengan monumen Bandung Lautan Api (BLA). "Disuruh datang ke sini bareng-barang, dijanjiinnya bakal dapat (uang) tapi enggak tahu berapa," ungkapnya.
Sama halnya dengan ibu yang berasal dari Cirangrang Cibaduyut Bandung. Ia mengaku disuruh untuk datang ke Lapang Tegalega Bandung pukul 11.00 WIB. "Disuruh dulu ke sini, katanya dapat, tapi belum tahu," ungkapnya
Massa kebanyakan tidak murni untuk mendukung partai nomor 3 tersebut. Asalkan ada duit, mereka mau datang.
"Saya datang dari jam 9 tadi sama rombongan di RW rumah saya," kata ibu yang ogah disebutkan namanya ini, di lokasi.
Ibu berhijab ini datang menggunakan angkutan kota beserta 19 teman se-RT-nya di bilangan Situaksan Bandung. Ia mengenakan kaos salah satu peserta caleg DPRD Kota Bandung Dapil 6.
Ia mengaku kedatangannya, karena ada komando dari seseorang untuk hadir di lapang yang terkenal dengan monumen Bandung Lautan Api (BLA). "Disuruh datang ke sini bareng-barang, dijanjiinnya bakal dapat (uang) tapi enggak tahu berapa," ungkapnya.
Sama halnya dengan ibu yang berasal dari Cirangrang Cibaduyut Bandung. Ia mengaku disuruh untuk datang ke Lapang Tegalega Bandung pukul 11.00 WIB. "Disuruh dulu ke sini, katanya dapat, tapi belum tahu," ungkapnya
3.Demokrat
Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Malang, Jawa Timur tidak hanya menemukan pelanggaran Pasal 86 ayat (1) huru (k) Undang-Undang No 8 tahun 2012, yaitu menyertakan anak-anak dalam pelaksanaan kampanyenya di Stadion Kanjuruan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Partai Demokrat juga terbukti dan tertangkap tangan bagi-bagi duit, Sabtu (22/3).
Hal ini dikatakan Devisi Penanganan dan Penindakan Pelanggaran Pemilu Panwaslu Kabupaten Malang, George Da Silva di lokasi kampanye. "Kita telah menangkap tangan ada Caleg Demokrat yang bagi-bagi uang Rp 20 ribu kepada peserta kampanye," terang dia.
Pelaku money politic yang tertangkap itu adalah Inung dan Chofiyah. Dua-duanya sama-sama warga Kepanjen, Malang. Inung adalah koordinator lapangan yang membagikan stiker dan uang Rp 20 ribu, sedang Chofiyah, adalah penerima uang.
4.Hanura
Partai Hanura menggelar kampanye terbuka di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, 24 Maret lalu. Mirip dengan beberapa kampanye partai lain, partai nomor urut 10 itu sarat dengan politik uang.
Menurut Sulaiman (50), warga Rambutan, Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, dia terpaksa datang karena ada iming-iming uang sebesar Rp 25 ribu dari salah satu calon legislatif (caleg) yang dikoordinir seorang koordinator lapangan (korlap).
"Dari kampung saya ada 15 orang. Semuanya diangkut pakai bus. Katanya jika datang dikasih Rp 25 ribu per orang," ungkap Sulaiman kepada wartawan di lokasi, Senin (24/3).
Hal senada diungkapkan Matrio (45), warga Gandus Palembang. Dia menuturkan, uang 'upah capek' tersebut akan cair jika dia dan teman-temannya menandatangani absensi kehadiran yang dibuat korlap. Mereka diantar menuju lokasi kampanye menggunakan speedboat yang sengaja disewa.
"Harus tanda tangan dulu. Terus pakai kaos Hanura yang putih-putih itu. Kan nanti ketahuan siapa saja yang datang. Rugi dong, sudah hilangkan hari tapi tidak dikasih," kata Matrio.
5.PKPI
12 Partai Politik peserta Pemilu 2014 berlomba-lomba turun ke bawah guna mendapatkan suara. Tak sedikit warga yang sengaja menghadiri gelaran kampanye partai cuma untuk mendapatkan duit lelah.
Eeng (50), warga Mampang Prapatan, Jakarta Selatan ini berminat ikut kampanye setelah diajak oleh salah satu temannya yang merupakan koordinator Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso adalah ketua umum PKPI.
"Saya diajak ikut," ujar Eeng saat ditemui di kampanye PKPI, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (17/3).
Dirinya diiming-imingi akan mendapat uang transport jika ikut meramaikan acara kampanye.
"Iya, katanya ada duit transport. Katanya sih dapet Rp 30.000," ungkapnya.
Eeng pun berseloroh, dirinya yang tidak mempunyai pekerjaan tetap kerap mengikuti kampanye bilamana musim Pemilu tiba.
"Saya memang suka ikut. Ya itu kalau diajak. Biasanya dapet paling besar Rp 30.000, kalau Rp 50.000 mah jarang," paparnya.
Setidaknya 5 kasus pengerahan masa kampanye oleh partai diatas sudah mewakili dari sekian banyak kasus serupa dari setiap PARTAI peserta pemilu yang sudah jadi sahasia umum saat musim kampanye tiba. Jika ada yang ingin menambahkan berita serupa dari partai lain yang anda alami, silahkan kirim berita tersebut melalui email redaksi kami.
Reporter : Laurencius Simanjuntak (merdeka)
Untuk Berita Insan Media
0 komentar:
Post a Comment