Tuesday, 25 March 2014

Nistakan Agama Islam, Caleg Partai Demokrat Pieter C Zulkifli Didemo dan Posternya Dibakar Massa

14:19

Calon anggota legislatif dari Partai Demokrat, Pieter C. Zulkifli Simaboea, diprotes sekitar 500 orang yang mengatasnamakan Kaukus Pemuda Malang Raya (KPMR). Pieter dinilai telah menistakan agama.

Mereka berunjuk rasa di kantor Komisi Pemilihan Umum Malang pada Selasa siang, 25 Maret 2014. Mereka tiba di Jalan Panji, depan kantor KPU, dengan menumpang 14 truk dan belasan sepeda motor.

Massa menuntut agar Pieter dicoret dari caleg Partai Demokrat dan dicopot dari jabatan Ketua Komisi III DPR RI.

Aksi unjuk rasa ditandai dengan pembakaran poster atribut kampanye Pieter. Namun massa lebih dulu menggunting foto Ketua Umum DPP Partai Demokrat yang juga Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, dalam poster tersebut.

"Yang kami bakar gambar Pieter saja. Kita harus hormati Bapak SBY dan kita tidak anti-Demokrat. Kita cinta Bapak SBY dan cinta Demokrat," kata Azis, aktivis HMI, yang ikut berorasi.

Muhlis dan Azis menegaskan akan menggelar demo serupa di kantor KPU pusat di Jakarta. Demo itu sendiri dikawal aparat Kepolisian Resor Malang yang jumlahnya hampir sama banyaknya dengan pendemo.

Elemen Kepemudaan terdiri atas sejumlah organisasi, seperti Himpunan Mahasiswa Islam, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Pelajar Islam Indonesia, Komite Solidaritas Pemuda Islam, dan Himpunan Generasi Muda Madura (Higemura).

Pieter merupakan calon anggota legislatif petahana. Kini ia masih menjadi Ketua Komisi III DPR dan maju lagi menjadi calon legislator bernomor urut 1 untuk daerah pemilihan V Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu).

Menurut Muhlis Ali, Ketua Higemura, Pieter dianggap membohongi warga Malang Raya dengan memasang spanduk dan poster bertuliskan lafal bismillah untuk meminta dukungan pada umat Islam di Malang Raya pada pemilihan umum tahun ini.

“Waktu Pemilu 2009, dia pakai songkok dan kopiah putih serta berjubah mengaku-aku sebagai orang Islam ke pondok-pondok pesantren agar terpilih jadi anggota DPR. Setelah jadi, tak ada manfaatnya bagi rakyat,” kata Muhlis Ali dalam orasinya.

KPU diminta mencoret nama Pieter dari daftar calon tetap karena dianggap menistakan agama. Badan Kehormatan DPR pun diminta memeriksa Pieter. Elemen juga akan melaporkan Pieter ke Badan Pengawas Pemilihan Umum pusat.

“Sebagai orang non-Muslim, dia tak layak menggunakan kata-kata milik umat Islam, dan itu kami anggap sebagai bentuk pembohongan publik,” kata Muhlis, yang juga bekas Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam. Muhlis berharap caleg nonmuslim janganlah gunakan simbol-simbol Islam untuk tujuan politik.

Ulama juga berang

http://mediainsan.blogspot.com/
Banner Pieter C Zulkifli, yang beragama Kristen, yang membuat marah umat Islam Malang. (foto: kompas.com)

Penggunaan kalimat "bismillahirrahmanirrahim" dalam spanduk kampanye Pieter C Zulkifli,  tak hanya mendapat kritik dari warga dan para pemuda yang berunjuk rasa di Malang Raya. Namun, juga mendapat kritis dari kalangan ulama di Malang.

KH Fathurrozi, pengasuh Pondok Pesantren An-Nuur 1, Bululawang, Kabupaten Malang, yang juga menjabat Wakil Ketua Asosiasi Pesantren NU Indonesia di bawah naungan Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) menilai penggunaan kalimat tersebut tidak etis.

"Apa yang dilakukan Pieter itu jelas tidak etis. Karena, menurut syariah Islam, kalimat "Bismillah" itu adalah bagian dari ayat Alquran yang harus dimuliakan oleh semua umat Islam," kata kiai yang akrab dipanggil Gus Fahrur itu, Selasa (25/3/2014).

Apalagi, lanjutnya, kalimat "bismillah" digunakan sebagai alat untuk peraga kampanye atau untuk kepentingan politik tertentu. Kalimat ini digunakan oleh orang non-Muslim pula.

"Hal itu jelas pembohongan publik. Seharusnya Pieter cukup dewasa dan percaya diri menampilkan kinerja dan kecakapan dirinya dengan cara yang santun dan gentleman. Tidak harus menggunakan ayat-ayat Alquran," katanya.

"Karena telah melecehkan ayat Allah. Apalagi seorang non-Muslim yang menggunakan 'bismillah' untuk kepentingan lainnya yang menyimpang dari syariat Islam," tambahnya kemudian.

Oleh karena itu, Gus Fahrur menilai wajar jika umat Islam di Malang "marah" dan mengecam cara berkampanye Pieter itu.

"Karena ayat-ayat Alquran digunakan untuk kepentingan kampanye. Dengan demikian, umat Islam di Malang akan mengira bahwa Pieter adalah Muslim. Padahal tidak demikian," katanya.

red: abu faza
kompas.com/tempo.co untuk Insan Media



Insan Media

Insan Media sebagai media partner Berita dan Dakwah Islam Indonesia. Untuk tetap terhubung dengan berita dan artikel dakwah Insan Media, Silahkan Defollow blog ini.

0 komentar:

Post a Comment

 

© 2013 Insan Media. All rights resevered. Designed by Media Insan

Back To Top