Tuesday, 27 August 2013

Mindset Entreprenuer Muslim

20:31

Mental Ekonom / Pebisnis Islam

Alloh menjadikan manusia masing – masing saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka tolong menolong, tukar – menukar keperluan dalam segala urusan kepentingan hidup masing – masing, baik dengan jalan jual beli, sewa menyewa, bercocok tanam,atau perusahaan yang lain, baik dalam urusan kepentingan sendiri maupun untuk kemaslahatan umum. Dengan cara demikian kehidupan masyarakat menjadi teratu dan subur, pertalian yang satu dengan yang lainpun menjadi teguh.

Membicarakan ekonomi ummat Islam saat ini, banyak sisi – sisi yang perlu kita simak. Mulai dari etos kerja seorang muslim, tata managemennya, kesempatan peluang kerja yang disodorkan ke arahnya, serta persoalan modal yang sama sekali kurang memadai. Tapi yang paling serius , persoalan penting yang dihadapi ummat kita adalah sikap mental sebagai ekonom atau pengusaha. Anak – anak muslim yang menempuh pendidikannya, orientasi terakhir mereka adalah bagaimana bisa bekerja di perusahaan – perusahaan maju, gaji besar, meski itu bukan perusahaan orang Islam. Kadang kala ada anak – anak pengusaha musli justru dididik agar bisa jadi pejabat. Lain dengan orang non muslim, mereka mendidik anak – anaknya untuk menjadi bisnisman dan melarang untuk menjadi pegawai. Karena mental seorang pegawai itu hanya cukup disuruh kesana kemari saja tidak punya pendirian.


Jadi, kalau ada pebisnis kita yang kurang maju , itu disebabkan oleh sikap mental mereka yang salah. Ada tiga sikap pebisnis dalam menhadapi bisnisnya. Pertama asal jalan. Asal cukup untuk makan, ya sudah. Artinya mereka tidak menghendakai kemajuan. Ketiga adalah mereka yang terus menerus mengusahakan kemajuan bisnisnya.

Sikap mental ummat kita saat ini memanglah begitu siap. Padahal sikap inilah yang menjadi tolak dari persoalan itu. sikap mental yang tinggi, mendorong terwujudnya kepribadian dalam pemenuhan lahir batin. Sikap bisnis seseorang itu terpola dari sikap hidupnya. Hal inilah yang membentuk etos kerja.

Idealisme untuk mewujudkan ekonomi umnat Islam yang tangguh, lebih dahulu kita bisa berkaca dari sistem umat Islam secara perseorangan. Saat ini, jangankan bisa membentuk ekonomi umat secara kolektif, untuk mencapai ekonomi perorangan yang melebihi standart saja kita masih terseok – seok. Sebab sarat utamanya belum kita miliki, yaitu mental ekonom atau pebisnis.

Yang juga menyebabkan lemahnya ekonomi ummat Islam kini, adalah lemahnya persatuan dikalangan para pengusaha Muslim. Mereka masih lebih menonjolkan sikap individualnya daripada sifat kooperatifnya. Sampai – sampai kalau ada teman pengusaha muslim gulung tikar, mereka tenang – tenang saja. Bahkan ada yang mengupayakan agar usaha rekannya itu cepat mati. Ukhuwah Tijariyah diantara para pengusaha muslim belum terbentuk.

Kalau kita tarik kesimpulan, maka ada tiga hal utama penyebab ketertinggalan perekonomian umat Islam ini yaitu lemahnya SDM yang mengakibatkan tidak memiliki mental ekonom / bisnisman. Lemahnya ketrampilan teknis sehingga membuat lemahnya jiwa berusaha dan lemahnya iman dan keyakinan.

Untuk mengatasinya, maka perlu diupayakan pengembangan SDM, penyediaan dan peningkatan modal usaha, serta peningkatan solidoriras sosial. Dengan demikian bisa diharapkan ekonomi umat Islam bisa lebih maju melebihi ekonomi umat lain, sehingga ummat Islam terhindar dari kemiskinan. Sebab kemiskinan itu bisa berakibat fatal pada akidah. “Kefakiran itu bisa menyebabkan seseorang menjadi kafir” (Al – hadist). makna yang tersirat dari hadits ini adalah agar ummat Islam berusaha menjadi kaya.

Insan Media

Insan Media sebagai media partner Berita dan Dakwah Islam Indonesia. Untuk tetap terhubung dengan berita dan artikel dakwah Insan Media, Silahkan Defollow blog ini.

0 komentar:

Post a Comment

 

© 2013 Insan Media. All rights resevered. Designed by Media Insan

Back To Top