Segala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’aladan perendahan diri kita yang serendah-rendahnyanya hanya kita berikan kepadaNyaRobbul ‘Alamin. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammadshallallahu ‘alaihi was sallam.
عن قيس بن عمرو قال : رأى رسول الله -صلى الله عليه وسلم- رجلاً يصلي بعد صلاة الصبح ركعتين، فقال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: “صلاة الصبح ركعتان”.
Shalat merupakan salah satu kewajiban amaliyyah terbesar yang Islam terbangun di atasnya.
حدثنا ابن أبي عمر، أخبرنا سفيان بن عيينة عن سعير ابن الخمس التميمي، عن حبيب بن أبي ثابت، عن ابن عمر قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “بني الاسلام على خمس:شهادة أن لا إله إلا الله، وأن محمدا رسول الله، واقام الصلاة، وايتاء الزكاة، وصوم رمضان، وحج البيت”.
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi ‘Umar : Telah mengkhabarkan kepada kami Sufyaan bin ‘Uyainah, dari Su’air bin Al-Khims At-Tamiimiy, dari Habiib bin Abi Tsaabit, dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Islam dibangun atas lima perkara : (1) Persaksian bahwasannya tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwasannya Muhammad utusan Allah, (2) menegakkan shalat, (3) membayar zakat, (4) puasa Ramadlaan, dan (5) haji di Baitullah” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1609, dan ia berkata : “Hasan shahih”].
Ketika kewajiban ini dibebankan kepada kaum muslimin, maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan kaifiyyah-kaifiyyahnya dalam sunnah-sunnah beliau. Kaifiyyah shalat bukanlah karangan orang, baik ia itu ulama, ustadz, atau imam; karena ia merupakan otoritas beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana sabdanya :
وصلوا كما رأيتموني أصلي
“Dan shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat”.
***
Adapun pertanyaan yang biasa muncul mengapa shalat magrib dan isya waktunya sedikit, karena Nabi menghimbaukan agar shalat tepat pada waktunya sebagaimana sabda beliau:
Aku bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdol?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” berbakti kepada kedua orangtua, jihad dijalan Allah(HR.Bukhari) bisa di baca disini waktu-waktu shalat.
Seiring bergantinya siang dan malam ternyata Adzan akan selalu berkumandang di bumi ini.
Tanpa kita sadari, para muadzin di seluruh penjuru dunia ini tak henti – hentinya bersahutan mengumandangkan adzan. Bahwa setiap saat, bilal di seluruh dunia akan mengumandangkan adzan, Proses ini berlangsung terus setiap detik hingga ke pantai timur Atlantik. Karena Dunia memiliki perbedaan waktu antara satu wilayah dengan wilayah lain, Bisa dibaca disini : Keajaiban adzan di planet Bumi Jadi hal ini pun sangat berkaitan dengan hadits Nabi “shalat pada tepat waktunya” berdasarkan wilayah/negara masing-masing.
Berikut Dalil-dalil, jumlah rakaat shalat shubuh adalah dua [2 rakaat], jumlah rakaat shalat dzuhur adalah empat [4 rakaat], jumlah rakaat sholat ashar adalah empat [4 rakaat], jumlah rakaat shalat maghrib adalah tiga [3 rakaat] dan jumlah rakaat shalat isya adalah empat [4 rakaat.]
Shalat Subuh:
عن قيس بن عمرو قال : رأى رسول الله -صلى الله عليه وسلم- رجلاً يصلي بعد صلاة الصبح ركعتين، فقال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: “صلاة الصبح ركعتان”.
فقال الرجل: إني لم أكن صليت الركعتين اللتين قبلهما فصليتهما الآن، فسكت رسول الله -صلى الله عليه وسلم-. رواه أبو داودو و صححه الألباني
Dari Qais bin ‘Amr, dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki melaksanakan shalat dua raka’at setelah shubuh, maka Rasul shallallahu alaihi wa sallamberkata : shalat Subuh (hanya) 2 raka’at. Laki-laki itu menjawab: aku belum shalat dua raka’at sebelum Subuh jadi aku melaksanakannya sekarang, maka Rasul shallallahu alaihi wa sallam terdiam
Shalat Dhhur dan ashar
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقوم في الظهر في الركعتين الأوليين في كل ركعة قدر قراءة ثلاثين آية وفي الآخريين في كل ركعة قدر قراءة خمس عشرة آية وكان يقوم في العصر في الركعتين الأولتين في كل ركعة قدر قراءة خمس عشرة آية وفي الأخرتين قدر نصف ذلك. رواه أحمد رقم 11802. قال المحقق( شعيب الأرنؤوط) إسناده صحيح على شرط مسلم
“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasanya berdiri pada shalat Zuhur di dua rakaat pertama, pada setiap rakaat (lamanya berdiri sekitar) seperti membaca tiga puluh ayat, dan padadua rakaat lainnya sekitar lima belas ayat, atau, separuh dari itu. Sedang dalam shalat Ashar, di dua rakaat pertama pada setiap rakaat (lama berdirinya) seperti membaca sekitar lima belas ayat. Dan Pada dua rakaat lainnya separuh dari itu
Shalat Maghrib
«لا توتروا بثلاث، أوتروا بخمس، أو بسبع، ولا تشبهوا بصلاة المغرب»رواه ابن حبان 2429.صححه الألباني
Jangan kamu shalat witir 3 rakaat, (tetapi) shalatlah witir 5 atau 7 raka’at, dan janganlah kamu menyerupakan dengan shalat Maghrib.”
Shalat Isya’
Shalat Isya’
عن جابر بن سمرة، قال: شكا أهل الكوفة سعدا إلى عمر رضي الله عنه، فعزله، واستعمل عليهم عمارا، فشكوا حتى ذكروا أنه لا يحسن يصلي، فأرسل إليه، فقال: يا أبا إسحاق إن هؤلاء يزعمون أنك لا تحسن تصلي، قال أبو إسحاق: أما أنا والله «فإني كنت أصلي بهم صلاة رسول الله صلى الله عليه وسلم ما أخرم عنها، أصلي صلاة العشاء، فأركد في الأوليين وأخف في الأخريين» رواه البخاري 755
dari Jabir bin Samrah berkata, Penduduk Kufah mengadukan Sa’d (bin Abu Waqash) kepada ‘Umar. Maka ‘Umar menggantinya dengan ‘Ammar. Mereka mengadukan Sa’d karena dianggap tidak baik dalam shalatnya. Maka Sa’d dikirim kepada ‘Umar dan ditanya, Wahai Abu Ishaq, penduduk Kufah menganggap kamu tidak baik dalam shalat? Abu Ishaq menjawab, Demi Allah, aku memimpin shalat mereka sebagaimana shalatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidaklah aku mengurangi sedikitpun dalam melaksanakan shalat ‘Isya bersama mereka. Aku memanjangkan bacaan pada dua rakaat pertama dan aku pendekkan pada dua rakaat yang akhir.
Dalil Ijma’
Ibnu Mundzir menceritakan bahwa jumlah raka’at shalat Fardhu yang kita ketahui bersama adalah termasuk perkara yang disepakati (Ijma’).
Lihat kitab Al-Awasath fi Sunan wa Al-Ijma’ wa Al-Ikhtilaf juz.2 hal.318
Walahu a’lam Bishowab
Ibnu Mundzir menceritakan bahwa jumlah raka’at shalat Fardhu yang kita ketahui bersama adalah termasuk perkara yang disepakati (Ijma’).
Lihat kitab Al-Awasath fi Sunan wa Al-Ijma’ wa Al-Ikhtilaf juz.2 hal.318
Walahu a’lam Bishowab
0 komentar:
Post a Comment